1.Pengertian
Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat
disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta
bahan-bahan kimia. (Sujono Hadi, 1999).
Hepatitis virus
merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis, biokimia
serta seluler yang khas (Smeltzer, 2001)
Hepatitis B
adalah infeksi pada hati yang berpotensi menyebabkan kematian yang disebabkan
oleh virus hepatitis B. Hepatitis B merupakan masalah kesehatan global utama
dan merupakan jenis yang paling serius dari semua jenis Hepatitis. Penyakit ini
dapat menyebabkan penyakit hati kronis dan bisa menyebabkan penderitanya
beresiko tinggi mengalami kematian akibat komplikasi lebih lanjut menjadi
sirosis hati dan kanker hati. (WHO, 2008)
(WHO, 2008) HBV adalah suatu virus DNA untai ganda
yang disebut partikel Dane. Virus ini memiliki beberapa antigen inti dan
antigen permukaan yang telah diketahui secara rinci dan dapat diidentifikasi
dari sampel darah hasil pemeriksaan lab. HBV memiliki masa tunas yang lama,
antara 1-7 bulan dengan awitan rata-rata 1-2 bulan. (Elizabeth J. Corwin, 2009:
667)
Hepatitis
merupakan infeksi sistemik yang disebabkan oleh virus disertai dengan nekrosis
dan inflamasi pada sel-sel hati yang menghasilkan kumpulan perubahan klinis,
biokomia serta seluler yang khas. Hepatitis B merupakan peradangan pada sel-sel
hati yang disebabkan oleh HBV (Hepatitis B Virus) dan ditularkan melalui kontak
darah maupun cairan tubuh. (Brunner & Suddarth, 2002: 1169)
Hepatitis B
merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus, bersifat akut, terutama
ditularkan secara parenteral tetapi bisa juga secara oral, melalui hubungan
seksual antara penderita dan orang lain, dan dari ibu ke bayi. (Dorland, 1998:
502)
2 . ETIOLOGI
Hepatitis disebabkan oleh infeksi dari HBV
(Hepatitis B Virus). Beberapa faktor predisposisi terjadinya penularan
Hepatitis B adalah:
1. Kontak dengan
darah, sekresi dan tinja dari manusia yang terkontaminasi.
2. Kontak
melalui hubungan intim seksual.
3. Penularan
perinatal (Lippincott William & Wilkins, 2008: 261)
Cara umum
penularan Hepatitis B di negara berkembang adalah:
1. Perinatal
(dari ibu ke bayi saat kelahiran).
2. Infeksi awal
pada masa kanak-kanak (infeksi subklinis melalui kontak interpersonal
dengan kelompok
yang terinfeksi).
3. Penggunaan
jarum suntik sembarangan.
4. Transfusi
darah.
5. Hubungan
seksual.
6. Berbagi
siakat gigi atau pisau cukur
7. Penatauan
tubuh atau penindikan bagian tubuh yang jarumnya sudah tidak steril
8. Proses klinik
gigi yang gegabah dan menggunakan alat-alat tidak steril
9. Donor darah
instan untuk emergency, atau penyimpanan donor darah tanpa di periksa terlebih
dahulu oleh laoratorium
10. Tranfusi
cairan tubuh dan organ tubuh yang ceroboh tidak mengikuti prosedur medis yang
benar
( Prof. Heath
Kelly & Dr. Noel Bennett, 2009: 125)
3. MANISFESTASI KLINIS
Gejala Hepatitis
B mirip gejala flu. Kadang-kadang sangat ringan bahkan tida terobati. Gejala
utama dari Hepatitis B adalah sebagai berikut:
1. Urtikaria
atau artralgia sebelum terjadinya tanda sakit kuning menunjukkan infeksi HBV
menimbulkan gejala sama sekali. Hanya sedikit orang yang terinfeksi menunjukkan
semua gejala. Karena alasan ini banyak kasus Hepatitis B yang tidak
terdiagnosis dan (Lippincott William & Wilkins, 2008: 260)
2. Mudah lelah
3. Demam ringan
4. Nyeri otot
dan persendian
5. Mual dan
muntah
6. Sakit kepala
7. Kehilangan
nafsu makan
8. Nyeri perut
kanan atas
9. Diare
10. Warna tinja
seperti dempul (keabu-abuan)
11. Warna urine
seperti the
12. Warna kulit
dan sklera mata kuning (jaundice), sering disebut penyakit kuning.
13. Penurunan
berat badan 2.5 - 5 kg (sumber: Unit Transfusi Darah PMI Cabang Kota
Yogyakarta)
4.PEMERIKSAAN PENUNJANG
Diagnosis
infeksi hepatitis B kronis didasarkan pada pemeriksaan serologi, petanda
virologi, biokimiawi dan histologi.
1. Pemeriksaan serologi
a.Adanya HBsAg
dalam serum merupakan pertanda serologis infeksi hepatitis B. Titer HBsAg yang
masih positif lebih dari 6 bulan menunjukkan infeksi hepatitis kronis.
Munculnya antibodi terhadap HBsAg (anti HBs) menunjukkan imunitas dan atau
penyembuhan proses infeksi.
b Adanya HBeAg
dalam serum mengindikasikan adanya replikasi aktif virus di dalam hepatosit.
Titer HBeAg berkorelasi dengan kadar HBV DNA. Namun tidak adanya HBeAg
(negatif) bukan berarti tidak adanya replikasi virus, keadaan ini dapat
dijumpai pada penderita terinfeksi HBV yang mengalami mutasi (precore atau core
mutant)
2.
Pemeriksaan virologi
Pemeriksaan
virologi untuk mengukur jumlah HBV DNA serum sangat penting karena dapat
menggambarkan tingkat replikasi virus.
3. Pemeriksaan
biokimiawiSalah satu pemeriksaan biokimiawi yang penting untuk menentukan
keputusan terapi adalah kadar ALT. Peningkatan kadar ALT menggambarkan adanya
aktifitas nekroinflamasi. Oleh karena itu pemeriksaan ini dipertimbangkan
sebagai prediksi gambaran histologi. Pasien dengan kadar ALT yang meningkat
menunjukkan proses nekroinflamasi lebih berat dibandingkan pada ALT yang
normal. Menurut Price dan Wilson (1995) bahwa kadar normal AST adalah 5-40
unit/ml, sedangkan kadar normal ALT adalah 5-35 unit/ml.
4. Pemeriksaan histologi (biopsi)
Tujuan
pemeriksaan histologi adalah untuk menilai tingkat kerusakan hati, menyisihkan
diagnosis penyakit hati lain, prognosis dan menentukan manajemen anti viral.
Ukuran spesimen biopsi yang representatif adalah 1-3 cm (ukuran panjang) dan
1,2-2 mm (ukuran diameter) baik menggunakan jarum Menghini atau Tru-cut. Salah
satu metode penilaian biopsi yang sering digunakan adalah dengan Histologic
Activity Index score. (JB Suharjo, B Cahyono, 2006)