Jumat, 28 Maret 2014


RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)
A. Pendahuluan
Pada Saat nafas dan jantung penderita berhenti, kematian klinis terjadi.sel otak akan mulai rusak setelah 3-6 menit tanpa suplai oksigen segar dari udara yang dihirup dan di bawa ke otak melalui sirkulasi . keadaan ini dapat dipulihkan melalui teknik Resusitasi Jantung Paru (RJP) dan perawatan lainnya. Namun  jika dalam waktu 8- 10 menit tidak dilakukan bantuan RJP maka  penderita akan beresiko terjadi kematian sel –sel otak . Semakin lama korban tidak mendapatkan pertolongan awal maka kemungkinan korban untuk selamat menjadi semakin kecil .
Tujuan dari RJP (resusitasi jantung paru) adalah untuk memberikan bantuan aliran darah pada organ –organ vital dan memberikan bantuan oksigenasi pada darah sehingga paling tidak mencegah kematian biologis sementara dengan menjaga jantung dan paru-paru penderita tetap berfungsi . Yang perlu di perhatikan dalam melakukan tindakan RJP pada penderita yang diduga henti jantung dan henti nafas kita harus memahami konsep (C-A-B), (Hanzinski, M.F 2010) yang meliputi : 
 Chest compresson (kompresi dada) dilakukuan dengan tujuan untuk menjamin sirkulasi dada tetep bejalan ketika jantung behenti berdenyut . ada 2 akibat yang ditimbulkan oleh kompresi dada , pertama menghasilkan peningkatan tekanan intrathoraracic dan menyebabkan kompresi langsung pada jantung . kedua hal tersebut akan menghasilkan aliran darah dan diharapkan suplai darah dan oksigen ke organ viral (Hanzin,M.F 2005) letakkan pangkal telapak tangan pada tertengahan dada penderita sedikit di bawah garis antar nipple (AHA , 2005) dan pasitikan sumbu pangkal tangan tepat pada sumbu sternum (pertengahan dada)  posisi bahu , lengan dan siku harus tegak lurus dengan badan korban .tekan sternum 5 cm  untuk dewasa dan 1,5 inc pada bayi .untuk kompresi dan ventilasi menurut (AHA, 2010)  30 :2  x/menit untuk dewasa dan pada bayi 15: 2 x menit .
` 
     Airway control merupakan tindakan yang berfokus pada upaya penyelamatan /membebaskan jalan nafas dari sumbatan. Sumbatan jalan nafas bisa terjadi karena beberapa hal.Lidah menjadi sangat membahayakan jiwa katika korban tidak sadar.selain itu denda asing juga menjadi penyebab terbanyak obstruksi jalan nafas .untuk membebaskan jalan nafas oleh karena ,tindakan yang harus dilakukan Heat tilt Chin Lift cukup efektif dan pada penderita non cidera servikal .bila penderita dicurigai cidera servikal dapat melakukan teknik Jaw Thurust Maneuver (Hazinski, M.F .2005) 

      Breating support adalah proses pemberian nafas buatan mouth to mouth dalam 1 detik sekali nafas ,dan harus menghasilkan pengembangan dada .oleh karena itu pada saat memberikan bantuan pernafasan mata tetap selalu melihat pergerakan dada.pernafasan ini sebaiknya menggunakan poket mask untuk menghindari penularan penyakit dari pasien ke penolong .
Rescue breating (bantuan nafas ) :
a)  10 sampai 12 kali permenit untuk penderita henti jantung setiap 5  detik.
b)  12 kali permenit 20 kali permenit untuk pasien anak-anak dan bayi setiap 3sampai 5 detik. (AHA , 2010)
Alasan dari prosedur tersebut adalah sebagian besar serangan jantung terjadi pada orang dewasa dan angka kejadian terbanyak penderita mengalami fibrinasi venrtikel (VF) ataupun pulseless venticulae tachycardia (VT tanpa nadi). Pada kondisi seperti ini ,kompersi dada dan AED (automatic Exsternal Defibrillation) menjadi elemen yang paling penting untuk menyokong kehidupan pasien (AHA gudelines 2005) . dengan prosedur CAB penekanan dada akan di mulai lebih cepat kebutuhan perfusi organ vital khususnya otak akan segera terpenuhi . 

B. MEKANISME KERJA RJP
RJP merupakan suatu metode pernafsan buatan dan sirkulasi .ketika jantung dan pernafasan terhenti, penolong harus memberikan nafas buatan untuk menjaga oksigenasi darah dan menjaganya dalam sirkulasi .hal ini dapat dilakukan dengan memberikan kompresi dada dan venntilasi. Dengan melakukan kompresi dada diharapkan terjadi peningkatan tekanan didalam dada dan mungkin kompresi pada jantung itu sendiri ,sehingga satu atau kedua mekanisme ini akan memaksa darah keluar dari jantung dan menuju sirkulasi ketika tekanan dilepaskan , jantung kembali mengisi darah .
Kompresi berikutnya akan mengirim darah segar ini ke sirkulasi dan siklus berikutnya. ventilasi dilakukan untuk mencukupi oksigenasi darah degan menggunakan metode mulut ke masker ,mulut ke mulut dan mulut ke hidung. baik kompresi maupun ventilasi sangat diperlukan dalam RJP , kompresi tanpa vetilasi akan menyebabkan sirkulasi darah tanpa cukup oksigen didalamnya unutk mempertahankan fungsi otak dan jantung .     
C. LANGKAH –LANGKAH RJP
a.    Memastikan keamanan penolong , korban dan lingkungan dari benda-benda yang dapat membahayakan (Danger clear ) .

      b. Memastikan ketidaksadaran korban
c. Tepuk atau goyangkan bahu penderita dan berteriaklah jika “apakah anda baik-baik saja” . jika ada          berespon maka anda tidak perlu melakukan resusitasi , tetapi jika tidak berespon minta bantuan kepada orang lain .
3.      d.Panggil bantuan
Jika ada orang lain maka minta untuk menghubugi 118 atau unit call for help .
4.     e.Mengecek nadi karotis korban atau nadi yang ada di leher korban selama 10 detik . jika nadi tidak teraba , maka lakukanlah tindakan Resusitasi Jantung Paru . sebanyak 5 siklus untuk dewasa  (100 X /mnt atau sekitar 18 detik ) dan 15 kali untuk anak dan bayi.
5.      f. Buka jalan nafas ( head tilt chin lift /jaw thrust )
6.     g.  Memastikan ada tidaknya sumbatan jalan nafas menggunakan konsep .
a.)    look    : terlihat pasien mengalami agitasi, tidak dapat berbicara, penurunan kesadaran sianosis (kulit kebiru atau keabuan) yang menunjukkan hipoksemia – sianosis dapat dilihat pada kuku, lidah, telinga dan kulit sekitar mulut. Mungkin terlihat juga retraksi supra-sternal, interkosta atau epigastrium pada waktu inspirasi dan penggunaan ototbantu pernapasan.
b.)    Listen : terdengar adanya suara pernafasan abnormal yang menunjukkan adanya sumbatan jalan nafas parsial. Sumbatan parsial pada laring atau faring akan menghasilkan suara dengkur (snoring), berkumur (gurgling) dan bersiul (strudor). Sumbatan pada faring dapat memberikan suara parau (hoareness, disfonia)
c.)    Feel    : tidak adanya aliran udara ekspansi dapat didengarkan atau dirasakan oleh kulit tangan/pipi dari mulut atau hidung pasien .

7.      Berikan 2 kali  (dewasa ,anak dan bayi )  bantuan nafas (1 detik/nafas) kaji adanya pengembangan dada
8.      Setelah 5 siklus CPR , perksalah nadi karotis .
Bila nadi belum ada,lanjutkan CPR 5 siklus lagi .bila nadi teraba ,lihat pernapasan (bila belum ada upaya nafas),lakukan rescue breating 10 sampa12 x /menit dan dilanjukan dengan pemeriksaan nadi setiap 2 menit.
9.      Bila nadi dan napas ada , lakukan tindakan head to toe examination
( check adanya luka, perdarahan dan patah tulang ).
   10 .  berikan posisi recovery ,bila tidak ada konta indikasi .

0 komentar:

Posting Komentar

Komentar anda sangat bermakna untuk perkembangan Blog ini