RESUSITASI
JANTUNG PARU (RJP)
A. Pendahuluan
Pada
Saat nafas dan jantung penderita berhenti, kematian klinis terjadi.sel otak
akan mulai rusak setelah 3-6 menit tanpa suplai oksigen segar dari udara yang
dihirup dan di bawa ke otak melalui sirkulasi . keadaan ini dapat dipulihkan
melalui teknik Resusitasi Jantung Paru (RJP) dan perawatan lainnya. Namun jika dalam waktu 8- 10 menit tidak dilakukan
bantuan RJP maka penderita akan beresiko
terjadi kematian sel –sel otak . Semakin lama korban tidak mendapatkan
pertolongan awal maka kemungkinan korban untuk selamat menjadi semakin kecil .
Tujuan
dari RJP (resusitasi jantung paru) adalah untuk memberikan bantuan aliran darah
pada organ –organ vital dan memberikan bantuan oksigenasi pada darah sehingga
paling tidak mencegah kematian biologis sementara dengan menjaga jantung dan
paru-paru penderita tetap berfungsi . Yang perlu di perhatikan dalam melakukan
tindakan RJP pada penderita yang diduga henti jantung dan henti nafas kita
harus memahami konsep (C-A-B), (Hanzinski, M.F 2010) yang meliputi :
Chest
compresson (kompresi dada) dilakukuan dengan tujuan untuk
menjamin sirkulasi dada tetep bejalan ketika jantung behenti berdenyut . ada 2
akibat yang ditimbulkan oleh kompresi dada , pertama menghasilkan peningkatan
tekanan intrathoraracic dan menyebabkan kompresi langsung pada jantung . kedua
hal tersebut akan menghasilkan aliran darah dan diharapkan suplai darah dan
oksigen ke organ viral (Hanzin,M.F 2005) letakkan pangkal telapak tangan pada
tertengahan dada penderita sedikit di bawah garis antar nipple (AHA , 2005) dan
pasitikan sumbu pangkal tangan tepat pada sumbu sternum (pertengahan dada) posisi bahu , lengan dan siku harus tegak
lurus dengan badan korban .tekan sternum 5 cm
untuk dewasa dan 1,5 inc pada bayi .untuk kompresi dan ventilasi menurut
(AHA, 2010) 30 :2 x/menit untuk dewasa dan pada bayi 15: 2 x
menit .
`
Airway
control merupakan tindakan yang berfokus pada upaya
penyelamatan /membebaskan jalan nafas dari sumbatan. Sumbatan jalan nafas bisa
terjadi karena beberapa hal.Lidah menjadi sangat membahayakan jiwa katika
korban tidak sadar.selain itu denda asing juga menjadi penyebab terbanyak
obstruksi jalan nafas .untuk membebaskan jalan nafas oleh karena ,tindakan yang
harus dilakukan Heat tilt Chin Lift cukup efektif dan pada penderita non cidera
servikal .bila penderita dicurigai cidera servikal dapat melakukan teknik Jaw Thurust Maneuver (Hazinski, M.F
.2005)
Breating
support adalah proses pemberian nafas buatan mouth to mouth
dalam 1 detik sekali nafas ,dan harus menghasilkan pengembangan dada .oleh
karena itu pada saat memberikan bantuan pernafasan mata tetap selalu melihat
pergerakan dada.pernafasan ini sebaiknya menggunakan poket mask untuk
menghindari penularan penyakit dari pasien ke penolong .
Rescue breating (bantuan nafas ) :
a) 10 sampai 12 kali permenit untuk penderita
henti jantung setiap 5 detik.
b)
12 kali permenit 20 kali permenit untuk
pasien anak-anak dan bayi setiap 3sampai 5 detik. (AHA , 2010)
Alasan
dari prosedur tersebut adalah sebagian besar serangan jantung terjadi pada
orang dewasa dan angka kejadian terbanyak penderita mengalami fibrinasi
venrtikel (VF) ataupun pulseless venticulae tachycardia (VT tanpa nadi). Pada
kondisi seperti ini ,kompersi dada dan AED (automatic Exsternal Defibrillation)
menjadi elemen yang paling penting untuk menyokong kehidupan pasien (AHA
gudelines 2005) . dengan prosedur CAB penekanan dada akan di mulai lebih cepat
kebutuhan perfusi organ vital khususnya otak akan segera terpenuhi .
B. MEKANISME
KERJA RJP
RJP
merupakan suatu metode pernafsan buatan dan sirkulasi .ketika jantung dan
pernafasan terhenti, penolong harus memberikan nafas buatan untuk menjaga
oksigenasi darah dan menjaganya dalam sirkulasi .hal ini dapat dilakukan dengan
memberikan kompresi dada dan venntilasi. Dengan melakukan kompresi dada
diharapkan terjadi peningkatan tekanan didalam dada dan mungkin kompresi pada
jantung itu sendiri ,sehingga satu atau kedua mekanisme ini akan memaksa darah
keluar dari jantung dan menuju sirkulasi ketika tekanan dilepaskan , jantung
kembali mengisi darah .
Kompresi
berikutnya akan mengirim darah segar ini ke sirkulasi dan siklus berikutnya. ventilasi
dilakukan untuk mencukupi oksigenasi darah degan menggunakan metode mulut ke
masker ,mulut ke mulut dan mulut ke hidung. baik kompresi maupun ventilasi
sangat diperlukan dalam RJP , kompresi tanpa vetilasi akan menyebabkan
sirkulasi darah tanpa cukup oksigen didalamnya unutk mempertahankan fungsi otak
dan jantung .
C. LANGKAH
–LANGKAH RJP
a. Memastikan
keamanan penolong , korban dan lingkungan dari benda-benda yang dapat
membahayakan (Danger clear ) .
b. Memastikan
ketidaksadaran korban
c. Tepuk
atau goyangkan bahu penderita dan berteriaklah jika “apakah anda baik-baik saja”
. jika ada berespon maka anda tidak perlu melakukan resusitasi , tetapi jika
tidak berespon minta bantuan kepada orang lain .
3. d.Panggil
bantuan
Jika
ada orang lain maka minta untuk menghubugi 118 atau unit call for help .
4. e.Mengecek nadi karotis korban atau nadi yang
ada di leher korban selama 10 detik . jika nadi tidak teraba , maka lakukanlah
tindakan Resusitasi Jantung Paru . sebanyak 5 siklus untuk dewasa (100 X /mnt atau sekitar 18 detik ) dan 15
kali untuk anak dan bayi.
5. f. Buka
jalan nafas ( head tilt chin lift /jaw thrust )
6. g. Memastikan
ada tidaknya sumbatan jalan nafas menggunakan konsep .
a.) look : terlihat pasien mengalami agitasi, tidak
dapat berbicara, penurunan kesadaran sianosis (kulit kebiru atau keabuan) yang
menunjukkan hipoksemia – sianosis dapat dilihat pada kuku, lidah, telinga dan
kulit sekitar mulut. Mungkin terlihat juga retraksi supra-sternal, interkosta
atau epigastrium pada waktu inspirasi dan penggunaan ototbantu pernapasan.
b.) Listen : terdengar
adanya suara pernafasan abnormal yang menunjukkan adanya sumbatan jalan nafas
parsial. Sumbatan parsial pada laring atau faring akan menghasilkan suara
dengkur (snoring), berkumur (gurgling) dan bersiul (strudor). Sumbatan pada
faring dapat memberikan suara parau (hoareness, disfonia)
c.) Feel
: tidak adanya aliran udara ekspansi dapat
didengarkan atau dirasakan oleh kulit tangan/pipi dari mulut atau hidung pasien
.
7. Berikan
2 kali (dewasa ,anak dan bayi ) bantuan nafas (1 detik/nafas) kaji adanya
pengembangan dada
8. Setelah
5 siklus CPR , perksalah nadi karotis .
Bila
nadi belum ada,lanjutkan CPR 5 siklus lagi .bila nadi teraba ,lihat pernapasan
(bila belum ada upaya nafas),lakukan rescue breating 10 sampa12 x /menit dan
dilanjukan dengan pemeriksaan nadi setiap 2 menit.
9. Bila
nadi dan napas ada , lakukan tindakan head to toe examination
(
check adanya luka, perdarahan dan patah tulang ).
10 .
berikan posisi recovery ,bila tidak ada konta indikasi .